MASJID NURUL AMIN PAGARUYUNG

Alhamdulillah….
Bismillahirrahmanirrahim


Alhamdulillah…. Pada lebaran tahun 2017 kami sekeluarga mengujungi Instana Pagaruyung. Dari Istana Pagaruyung terlihat menara masjid menjulang tinggi yang membuat keinginan untuk mengunjunginya dan sholat di tempat itu. Ya itulah Masjid Nurul Amin Pagaruyung.

Pintu gerbang Masjid Nurul Amin Pagaruyung
Jalan akses berbentuk tangga ke komplek Masjid 

Letak

Masjid Nurul Amin Pagaruyung terletak bersebelahan dengan Istana Pagaruyung dan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanah Datar. Dari kejauhan terlihat bahwa masjid ini diapit oleh dua rumah adat minang kabau yang bergonjong. Hal ini mengingatkan saya dengan pepatah yang terkenal di ranah minang kabau yaitu Tigo Tungku Sajarangan

Tigo Tigo Sajarangan merupakan istilah kepemimpinan di Minangkabau, mengatur pemerintahan dan norma yang ada di masyarakat. Terdiri dari penghulu, alim ulama, dan cadiak pandai. Masing-masing memiliki peranan berbeda yang berguna mengatur dan membangun kehidupan warga Minang.

Penghulu merupakan pemimping adat yang dalam hal ini diwakili oleh Istana Pagaruyung. Alim Ulama merupakan orang mengerti dan mengajari tentang Agama Islam yang diwakili oleh Masjid Nurul Amin. Cadiak pandai yaitu yaitu orang yang mempunyai pengetahuan umum dan luas yang nantinya membuat aturan dan solusi kemasyarakat, dalam hal ini pemerintahan. Cadiak pandai diwakili oleh bangunan gedung pusat pemerintahan.



Tigo Tigo Sajarangan (penghulu=istana, alim ulama =masjid,
dan cadiak pandai = kantor pemerintah)


Sejarah


Tidak banyak dapat informasi tentang sejarah pembangunan masjid ini. Dari prasasti yang ada Masjid ini dibangun di atas tanah wakaf keluarga Haji Aminuzal Amin Datuak Rajo Batuah pada tahun 1990-an dan diresmikan pada 21 Februari 1992 oleh Menteri Perhubungan Indonesia saat itu, Ir. Azwar Anas.

Prasasti pembangunan masjid

Arsitektur

Berhubung letak masjid ini berada pada kawasan dengan bentuk kontur yang cukup tinggi, maka kondisi itu dimanfaatkan oleh perancangnya untuk membuat masjid yang cukup unik. Karena berada dibukit maka bentuk bangunan dan lingkungan sekitarnya dibuat beberapa level.

Masjid berada di atas kontur dengan akses jalan bertangga

Menara masjid terlihat dari pintu akses

Dari jalan raya, setelah melewati gapura kita harus melalui beberapa anak tangga untuk menuju masjid. Di kiri kanan terdapat taman dan lapangan yang luas.

Secara geometri masjid ini didominasi oleh bentuk bujursangkar yang statis dengan arah utama ke kiblat. Bentuk bujursangkar ini dibuat bersusun dan menumpuk ke atas yang berhubungan satu sama lain dan tersusun secara rapih dan kosisten. Terdapat tiga tumpukan ke atas yang pada bagian paling atas terdapat kubah berbentuk setengah lingkaran yang besar. Pada tumpukan pertama terdapat kubah-kubah yang lebih kecil dan pada tumpukan kedua terdapat dua kubah kecil disisi sebelah timur dan barat.

Geometri masjid berbentuk bujursangkar yang tersusun teratur 

Bentuk bujursangkar yang bertumpuk dengan kubah besar paling atas dankubah-kubah kecil pada tumpukan bawahnya

Terdapat sebuah menara yang menyatu dengan masjid yang cukup tinggi berbentuk lingkaran. Pada bagian atasnya terdapat semacam ruangan yang dilengkapi dengan pengeraas suara dan kubah kecil. Hal ini mengingatkan awal peradaban Islam, yaitu saat masa-masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya di Madinah. Ini bermula bagaimana cara mengumandangkan panggilan shalat bagi umat Islam saat itu. Menara ini memberikan sebuah makna yang melambangkan sebuah simbul dan memperlihatkan kehadiran Islam dan masjid.

Menara melambangkan sebuah simbul dan memperlihatkan
kehadiran Islam dan masjid

Pada bagian dinding eksterior terlihat berbentuk lengkung setengah lingkaran. Bentuk lengkung setengah lingkaran ini merupakan ciri dari arsitektur Islam timur tengah. Desain lengkung juga mempunyai makna spiritual yang berasal dari sifat bola alam semesta.

Desain lengkung mempunyai makna spiritual yang berasal
dari sifat bola alam semesta

Interior masjid mengikuti bentuk eksteriornya yaitu berbentuk bujursangkar yang tersusun. Kubah utama berada di tengah-tengah bangunan yang ditopang oleh tiang besar dan tinggi bercat putih. Tiang tersebut membentuk tekstur garis-garis lurus yang rampih sampai kepuncak kubah.

Sirkulasi udara dibuat sangat baik. Walaupun tidak menggunakan pendingin udara, berada di dalam masjid terasa sangat sejuk. Begitu juga dengan pencahayaan, dengan bentuk bangunan yang tinggi serta dengan banyaknya bukaan serta cat yang berwarna putih bersih tidak dibutuhkan lampu penerangan kalau siang hari. Bukaan-bukaan dibuat sedemikian rupa berbentuk lengkung-lengkung yang bercirikan timur tengah.

Interior mengikuti bentuk eksterior dengan banyak bukaan
untuk pencahayaan dan srkulasi udara

Mihrab yang sederhana tanpa ada hiasan kaligrafi

Bentuk kubah dari dalam yang dilengkapi lampu hias

Interior masjid dicat putih dan tidak terdapat hiasan kaligrafi sebagaimana masjid lainnya. Hanya pada bagian pilar-pilar terdapat ornament garis-garis lurus yang cukup rapih dan menarik.

Secara keseluruhan masjid ini cukup menarik akan tetapi perlu perbaikan karena pada bagian-bagian tertentu sudah terlihat ada kerusakan. Di samping itu, masjid ini perlu ditingkatkan kegiatan-kegiatan keagamaan atau memakmurkannya…..

Tigo Tungku Sajarangan…..
Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah ….
Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar
Astaghfirullah hal adzim
Maha suci bagi Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada satu Tuhan pun yang disembah kecuali Allah, dan Allah maha besar. Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung

Matur, 4 Juli 2017

Lihat tulisan sebelumnya:

2. Seribu Masjid Terapung Banjarmasin 
3. Masjid Jabal Arafah Batam

Komentar

  1. Tigo Tungku Sajarangan…..
    Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah ….
    Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar
    Astaghfirullah hal adzim

    BalasHapus

Posting Komentar