MASJID RAYA BATAM

Bismillahirrahmanirrahim 

Alhamdulillah….. seperti biasa, disela-sela tugas rapat kalau keluar kota, disempatkan untuk mengunjungi masjid yang ada di kota tersebut. Setelah berkunjung dan menikmati Masjid Jabal Arafah Batam, dilanjutkan dengan mengunjung masjid kedua yaitu Masjid Raya Batam. Sebetulnya dalam perjalanan dari bandara Hang Nadim ke hotel sudah terlihat dari jauh   .

"Welcome to Batam”, tulisan yang terletak di bukit Clara Batam Centre yang berjarak 300 m dari masjid Raya Batam


Masjid Raya Batam salah satu icon dengan bentuk kubah yang
unik terlihat dari kejauhan


LOKASI 

Masjid Raya Batam berlokasi di jalan Engku Putri Kota Batam. Letak masjid ini sangat stretegis karena berada di kawasan pusat pemerintahan Kota Batam dan bersebelahan dengan alun-alun Kota Batam. Melihat posisinya ini tidak sulit untuk menemukan masjid ini. Jarak dari Bandara Hang Nadim ke Masjid Raya Batam sekitar 12 Km atau 20 menit perjalanan berkendaraan. 

Masjid Raya Batam berada di kawasan Batam Center yang merupakan pusat pemerintahan kota Batam. Berhadap hadapan dengan kantor Badan Otorita Pengembangan Pulau Batam atau BIDA (Batam Industrial Development Authority). Letak cukup strategis yaitu bersebelahan dengan alun-alun atau berjarak sekitar 20 menit dari Bandara Hang Naddim

SEJARAH

Pada Tahun 1991 sedang gencarnya dilaksanakan pembangunan di Kota Batam. Pada pusat kota ditemukan banyak pekerja diantaranya adalah karyawan Otorita Batam. Permasalahan terjadi ketika sholat jumat, masjid-masjid kecil tidak mampu menampung pegawai dan masyarakat sekitarnya. 

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, BJ. Habiebie yang waktu itu sebagai pimpinan Otorita Batam merencanakan dan menetapkan lokasi pembangunan masjid. Pada awalnya lokasi pembangunan masjid berada dekat kantor Walikota, karena dirasakan kecil maka lokasinya digeser ke lokasi sekarang dengan lahan yang jauh lebih besar. 

Untuk arsitektur masjid ini ditunjuk Ir Achmad Noe’man yang saat itu terkenal sebagai perancang masjid. Hasil rancangan ini selesai pada tahun 1997 dan disetujui oleh BJ. Habiebie. 

Diantara karya-karya beliau adalah Masjid Salman ITB di Bandung, Masjid Baiturrahim di kawasan Istana Negara Jakarta, Masjid Al-Furqan UPI Bandung, Masjid Al-Markaz Al-Islami Makasar dan Masjid Istiklal Indonesia di Sarajevo, Bosnia Herzegovina. 

Dari literature yang ada, Ir. Achmad Noe’man dalam merancang masjid selalu dimulai dengan melakukan sholat Tahajud. Dan dalam menuangkan ide-idenya selalu dengan penuh penghayatan. 

Pembangunan masjid ini dimulai tahun 1999 dan selesai pada tahun 2001. Peresmian dilakukan oleh Muhammad Tolchah Hasan, selaku Menteri Agama RI pada tanggal 4 Pebruari 2001. 



ARSITEKTUR 

Masjid Raya Batam berdiri di atas tanah seluas lebih kurang atas lahan seluas 75.000 meter persegi. Dengan luas seperti itu dapat menampung 3500 jamaah. Kalau bagian luar bangunan juga digunakan maka dapat menampung jemaah sampai 15.000 orang. 

Masjid Raya Batam bercorak arsitektur khas melayu, berbentuk bujur sangkar. Bentuk bujur sangkar ini merupakan bentuk yang kokoh, sehingga mampu menopang bagian bangunan lainnya. Kekokohan badan bangunan yang berbentuk bujur sangkar ini merupakan simbol keimanan umat Islam yang kuat. 

Bercorak arsitektur khas melayu, berbentuk bujur
sangkar lambang kekuatan/kokoh


Bagian atas masjid ini memiliki kubah dengan bentuk unik yang berdesain limas segi empat atau seperti piramida. Bentuk limas sama sisi (teriris tiga bagian) dipilih dengan pertimbangan bahwa bentuk atap yang cocok untuk denah bangunan bujur sangkar, mempunyai persepsi vertikalisme menuju satu titik di atas sebagai simbol hubungan antara manusia dan Tuhan (habluminallah). Sedangkan Irisan tiga bagian merupakan simbol perjalanan hidup manusia (sebagai hamba Allah) dalam tiga alam yaitu alam rahim, alam dunia, dan alam akhirat.
 
Atap dicat dengan warna hijau, sedangkan plat-plat beton diberi warna sama dengan dinding. Perpaduan warnaa cat ini memberikan kesan tidak statis. Masjid ini juga dilengkapi dengan menara setinggi 66 meter. 

Kubah dengan bentuk unik yang berdesain limas
segi empat atau seperti piramida.

Pada bagian luar masjid terdapat selasar tertutup. Selasar ini berfungsi sebagai pembatas plaza salat dan penanda zona transisi atau semi suci sebelum masuk ke zona suci atau ruang utama masjid. Selasar tertutup ini dirancang sedemikian rupa dan merupakan elemen arsitektur yang cukup berarti dilihat dari segi fungsi maupun arsitektural masjid. Dipilih bahan beton bertulang untuk kolom maupun atap.


Bentuk limas teriris tiga bagian simbol perjalanan hidup manusia dalam  tiga alam  yaitu alam rahim, alam dunia, dan alam akhirat. 

Ruang utama tempat sholat berada pada bagian dalam. Untuk memasuki ruang utama ini melalui beberapa anak tangga. Pada ruang utama ini tidak ditemukan tiang penyangga sehingga ruangan di dalam masjid tampak luas. 

Ruang utama tempat sholat tanpa tiang penyangga ditengah
ruangan memberi kesan luas

Plafon pada tengah ruangan pada posisi kubah pada bagian atasnya

Bagian plafon dengan lampu-lampu hias

Mihrab dengan podium dan ukiran kaligrafi pada bagian atasnya

Pintu dan jendela yang besar menyebabkan terciptanya suasana
yang terang dan terbuka

Ventilasi udara pada dinding

Jendela kaca yang besar yang memisahkan ruangan utama dengan selasar

Pada bagian luar terdapat plaza masjid yang sangat besar. Plaza dibuat sebagai perluasan ruang masjid manakala jamaah melebihi kapasitas atau pada saat salat Idul Fitri dan Idul Adha yang biasanya diselenggarakan di lapangan terbuka. 

Agar penyelenggaraan salat sesuai dengan tuntunan agama, pada plaza ini dibuatlah garis-garis shaf yang akan mengarahkan jamaah salat dengan berbaris lurus menghadap kiblat. Plaza ini terdiri dari dua tingkatan yaitu plaza bawah dan plaza atas. Hal ini untuk memberikan kesempatan pada pengunjung untuk beristirahat sejenak sebelum naik lagi menuju masjid. 

Tangga penghubung plaza dengan ruangan utama sholat

Plaza yang juga digunakan untuk sholat yang sudah dilengkapi dengan garis untuk shaf
  

Di plaza bagian bawah terdapat kolam air mancur yang bisa juga dipakai sebagai tempat berwudhu. Selain kolam air mancur dan tangga-tangga adalah bak-bak tanaman batu kali, lampu-lampu taman dan deretan pohon-pohon palem raja. Keseluruhan elemen diharapkan membuat suasana ruang salat lebih nyaman, lebih indah dan berwibawa sebagai suatu plaza salat masjid raya.

Plaza dilengkapi dengan tempat wudhu dan air mancur

Ruang salat ditutup klinker terakota yang berwarna merah bata. Garis-garis shaf memakai bahan paving blocks yang dipola dengan warna kelabu sehingga terlihat kontras dengan merah batanya klinker terakota 

Masjid Raya Batam meraih penghargaan Masjid Award dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) tahun 2009. Di kompleks Masjid, tersedia fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap, seperti area parkir yang luas (dapat menampung semua jenis kendaraan: bus, mobil, sepeda motor, dan sepeda), kantor informasi, kamar mandi, klinik kesehatan, pusat pendidikan Alquran, dan perpustakaan. 

Masjid ini juga dilengkapi dengan fasilitas bagi penyandang cacat, berupa lintasan khusus untuk kursi roda menuju ruang utama masjid dan tempat wudhu. Ramp utama yaitu menuju ruang salat utama memakai bahan beton bertulang. Kemiringan ramp yang direncanakan adalah 1:15 atau ± 6,9%. Selain itu, masjid ini juga menyediakan toilet khusus untuk penyandang cacat yang dibedakan antara pria dan wanita.

Ram untuk akses bagi penyandang cacat dan orang tua


Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar 
astaghfirullah hal adzim 

Maha suci bagi Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada satu Tuhan pun yang disembah kecuali Allah, dan Allah maha besar. Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung 


Bandung, 8 Agustus 2018 

Lihat tulisan sebelumnya:

Komentar