MASJID HASAN II MAROKO

Masjid Hassan II merupakan masjid bersejarah, merupakan permintaan khusus dari Raja Hassan II. Raja Hassan II menyatakan bahwa pembangunan masjid ini terinspirasi oleh sebuah kutipan salah satu ayat dalam Al-Quran yang menyatakan, “Dia berada di atas air,” sehingga kira-kira setengah dari masjid Hassan II dibangun di atas Samudera Atlantik. Karena itu masjid ini dibangun menjorok ke samudra Atlantik membuatnya terlihat seakan akan berada di tengah laut atau terlihat seperti terapung. Tak salah bila kemudian masjid ini mendapat julukan sebagai masjid terapung terbesar di dunia.


Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah….. akhir bulan oktober 2019, saya dapat tugas ke Maroko. Untuk itu tempat yang wajib dikunjungi yaitu  Masjid Hasan II Maroko. Kunjungan ini dimaksudkan untuk studi banding, karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat, telah merencanakan membangun Masjid Raya Provinsi Jawa Barat yakni Masjid Al-Jabbar. Adapun proses pembangunan Masjid Al Jabbar telah di mulai pada akhir tahun 2017 dan ditargetkan selesai tahun 2020. Dengan sangat senang hati tugas ini saya laksanakan karena blog mencintai masjid sudah lama tidak di update.... semoga tugas-tugas semacam ini ada lagi...... hahahaha

SEJARAH

Masjid Hassan II menjadi penanda Kota Casablanca, Maroko. Masjid Hassan II mulai dibangun Tahun 1980 dan direncanakan akan diresmikan bertepatan dengan ulang tahun mendiang Raja Maroko, Raja Hasan II yang ke-60 tahun 1989. Namun, peresmiannya tertunda dan baru dilakukan pada 30 Agustus 1993.

Bangunan Masjid Hassan II yang menjorok ke samudra Atlantik membuatnya terlihat seakan akan berada di tengah laut atau terlihat seperti terapung. Dibangunnya masjid menjorok ke laut ini, merupakan permintaan khusus dari Raja Hassan II. Raja Hassan II menyatakan bahwa pembangunan masjid ini terinspirasi oleh sebuah kutipan salah satu ayat dalam Al-Quran yang menyatakan, “Dia berada di atas air,” sehingga kira-kira setengah dari masjid Hassan II dibangun di atas Samudera Atlantik. Hassan II menjelaskan bahwa, “(Dia) ingin Casablanca menjadi kaya dengan bangunan besar dan indah yang bisa dibanggakan sampai akhir zaman … (Dia) ingin membangun masjid ini (berada) di atas air, karena singgasana Allah berada di atas air.” Masjid ini layaknya sebuah masjid yang benar-benar terapung. Tak salah bila kemudian masjid ini mendapat julukan sebagai masjid terapung terbesar di dunia.

Mereka yang shalat di dalam masjid ini akan menghadapkan wajahnya ke Samudra Atlantik. Penumpang kapal yang membelah samudra ini juga dapat menyaksikan menara tersebut dari kejauhan. Dengan posisi masjid tersebut, keindahan masjid Hasan II pada waktu pagi dan petang, disaat sunset dan sunrise muncul jelas akan membawa keindahan yang luar biasa.

Lebih dari 6000 seniman maroko dipekerjakan pada proyek pembangunan masjid ini sejak dari awal pembangunannya. Berdasarkan informasi yang ada, masjid ini menelan biaya 800 juta dolar AS (Rp 8 triliun) dan sebagian besar dari dana pembangunan tersebut merupakan sumbangan dari rakyat Maroko sendiri. Kala itu Masjid Hassan II disebut-sebut sebagai masjid termahal sedunia. Masjid ini memang sangat indah. Kawasan yang kumuh itu disulap menjadi indah dan berkelas.

ARSITEKTUR

A. EKTERIOR

Masjid ini mulai dibangun tahun 1986 didesain oleh arsitek berkebangsaan Prancis Michel Pinseau dan dibangun oleh Bouygues. Gaya arsitektur Masjid Hassan II memperlihatkan pengaruh gaya “Moorish” yang kuat dan mengingatkan orang pada kemegahan Alhambra dan Mezquita, dua peninggalan kebudayaan Islam yang termasyhur di daratan Spanyol.

Kesan anggun dan megah sangat terasa ketika memandangi fasad Masjid Hasan II ini. Fasad masjid ini terbilang memiliki desain yang rumit pada dinding, pintu, hingga menara. Fasad masjid ini menampilkan detail yang khas yang tidak ditemukan pada masjid masjid lainnya. Pintu-pintu di luar maupun di dalam ruangan masjid dicirikan oleh lengkungan berbentuk tapal kuda. Sedangkan dinding dan pilar-pilar di dalam ruangan dihiasi dengan berbagai macam ornamen yang sangat detail dan rumit, dan memberikan kesan indah. Sebagaimana bentuk gaya klasik lainnya, pintu masjid ini memiliki ukuran yang melebihi kebutuhan fungsinya dan memiliki komposisi bangunan yang simetris dengan tata letak pintu yang teratur.

Terdapat pelataran yang yang sangat luas pada bagi luar. Lantai pelataran ini dihiasi dengan pola kotak-kotak diagonal yang mengarah ke masjid. Untuk mengatasi terjadinya genangan terdapat system saluran drainase melintang pada bagian lantai ini.

Masjid Hasan II dari arah luar dengan pelataran yang luas 

Halaman dalam dengan selasar dengan bentuk lengkungan dan ukiran yang menghubungi antara pintu utama dengan pintu lainnya

Selasar dengan bentuk lengkungan dan ukiran
Pada bagian atas terlihat juga ukuran yang sangat menarik

Dinding bagian depan dengan pintu berbentuk lengkungan dan ukiran


Detail ukiran bagian dinding dekat pintu masuk

Dinding bagian samping berbetuk melingkung ke arah belakang, dengan variasi lengkungan dan ukiran yang seirama dengan bangunan lainnya


Dinding bagian belakang pinggir laut dengan hiasan lengkungan berbentuk tapal kuda, ukiran dan warna yang senada

Ruang terbuka bagian dalam berbentuk tangga turun dan naik
Ke arah pintu utama


Pintu utama masjid yang besar dan tinggi dicirikan oleh lengkungan berbentuk tapal kuda, ukiran dan warna yang senada

Setiap pintu berbentuk lengkung, dengan desain detail yang berbeda
Contoh pintu samping

Pintu ke arah laut


Pada beberapa lokasi pada pelataran ini terdapat air mancur dan kolam. Kolam-kolam ini ada yang berada di palataran halaman depan dan ada juga yang berada di bawah ornamen lengkung yang ada pada dinding. Jumlah kolam dan air mancur ini yaitu sebanyak 41 air mancur yang memberi nuansa tenang dan memberi kesan sejuk diantara panasnya cuaca Casablanca yang panas.

Menara pencakar langit setinggi 210 meter atau sekitar 689 kaki seakan mengokohkan masjid terbesar ketiga di dunia ini. Menara ini bisa terlihat dari semua pelosok kota Casablanca. Menara berbentuk segi empat dengan ritme bangunan menyatu dengan bangunan utama. Detail menara ini juga terdapat bentuk lengkung-lengkung dan dengan ukiran-ukiran yang khas. Memperhatikan luas bangunan utama dan ketinggian menara, menara ini terlihat proporsional dengan bangunan yang ada. Warna menara sama dengan bangunan utama.

Teknologi tinggi di aplikasikan di masjid megah ini dengan memanfaatkan teknologi cahaya laser untuk pencahayaan dan memberikan keindahan tersendiri dimalam hari. Hampir setiap detail bangunan terdapat system pencahayaan sehingga kalau ketika malam atau kekurangan sinar, bangunan terlihat indah. Pada malam hari, di tengah kegelapan langit bertabur titik-titik cahaya bintang, menara itu tampil bermandikan cahaya. Ini menjadi bangunan ikonis kebanggaan masyarakat Maroko. Secara keseluruhan dengan kubah yang tinggi, lengkungan-lengkungan, dan dinding memberikan suasana megah di masjid ini.

Menara pencakar langit setinggi 210 meter yang bisa dilihat dari
seluruh pelosok kota, dengan ukiran cetakan semen menambah kecantikan masjid ini



INTERIOR

Ruang dalam Masjid Hasan II mempunyai panjang 200 meter, lebar 100 meter dan tinggi 65 meter, sehingga kalau disatukan menjadi 365 yang melambangkan 365 hari. Ruangan utama, tempat umat Muslimin shalat, dilapisi dengan karpet merah.

Kesan klasik terasa pada interior masjid ini. Hal ini terlihat pada pilar-pilar, ornamen, dan profil-profil yang ada. Pilar-pilar dibuat besar dengan ukiran dan ornamen yang membuat kesan mewah dan megah. Langit-langitnya cukup tinggi, sehingga dapat mengekspresikan kemegahan dengan ukiran-ukiran yang setiap panel memiliki bentuk ukiran yang berbeda.

Bagian mihrab yang merupakan vocal point utama dari masjid ini. Mihrab berbentuk ceruk setengah lingkaran di dinding paling depan masjid. Mihrab ini menunjukkan arah kiblat dan merupakan tempat untuk Imam memimpin sholat berjemaah. Pada dinding bagian luar mihrab ini dibatasi oleh profil ukiran yang berbentuk setengah lingkaran pada bagian atasnya. Pada kedua sisi miharab terdapat juga kaligrafi pada sisi kiri dan kanannya.

Bagian dalam mihrab yang melingkar berwarna coklat dengan dihiasi pahatan kaligrafi berwarna emas. Langit-langit mihrab juga terdapat ukiran yang juga sangat rumit dan detail. Ukiran langit-langit berbentuk untaian “sulaman bordir” yang disusun melingkar ke arah dalam. Warna langit-langit lebih soft untuk menciptakan suasana ruang yang menenangkan,

Di samping itu terdapat juga sebuah mimbar digunakan khutbah saat jum’at. Bentuk mimbar pada masjid ini menggunakan anak tangga di depan. Mimbar ini terbuat dari kayu dengan ukiran berwarna coklat.
Pada tiang di dekat mihrab terdapat tulisan sisilah Raja Maroko. Silsilah ini dijelaskan dari Raja Hasan 2 sampai Fatimah binti Muhammad SAW. Dengan demikian disampaikan bahwa Raja Hasan merupak keturunan dari Nabi Muhammad SAW.

Bagian mihrab yang merupakan vocal point utama dari masjid ini.
Mihrab berbentuk ceruk setengah lingkaran

Langit-langit mihrab dengan ukiran berbentuk untaian “sulaman bordir” yang disusun melingkar ke arah dalam. Di bagian diding terdapat kaligrafi Al Quran

Ukiran kaligrafi di kiri kanan pada bagian depan mihrab

Bentuk mimbar pada masjid ini menggunakan anak tangga di depan. Mimbar ini terbuat deri kayu dengan ukiran berwarna coklat

Pahatan di tiang yang menjelaskan silsilah dari Raja Hasan II sampai Fatimah binti Muhammad SAW. Dengan silsilah ini menyatakan raja Maroko Keturunan Nabi


Terdapat pintu khusus untuk raja dan tamu kehormatan. Posisi pintu ini lurus mengarah mihrab. Terdapar jalan atau ruang khusus yang dibatasi kiri dan kanannya berbetuk saluran air. Pada bagian atasnya terdapat langit-langit yang bisa dibuka tutup sehingga bisa melihat langit. Pada bagian ujung jalan ini, terdapat lantai dengan bahan kaca sehingga bisa melihat taman dengan kolam yang di bawah lantai.

Untuk keamanan raja, pada saat raja sholat, bagian depan ruangan bisa dibatasi. Pembatas ruangan ini melintang dari kiri ke kanan. Kalau tidak digunakan pembatas ruangan ini tersimpan disela-sela lantai, dan ditutup secara rapi oleh lantai yang ada. Dilihat secara sepintas orang tidak akan tahu kalau ada pembatas ruangan tersimpan di bawah lantai.


Jalan dari pintu khusus untuk raja lurus ke arah mihrab, 
terdapat aliran air di kiri kanannya

Untuk keamanan raja yang berada di masjid dibuat pembatas yang disimpan di bawah lantai, sewaktu-waktu bisa ditarik keluar

Terdapat alat pemanas lantai untuk mengontrol temperatur ruangan masjid ketika suhu dingin. Atap masjid terbuat dari pintu elektrik yang dapat terbuka, sebagai simbol semua ibadah yang dilakukan di masjid ini akan dibawa ke atas (surga). Posisi atap yang bisa dibuka ini berada pada tengah-tengah masjid tempat raja lewat sebagaiman yang sudah disampaikan sebelumnya.

Fitur arsitektur yang mencolok adalah lengkungan tapal kuda dan muqarnas yang tak terhitung banyaknya menghiasi langit-langit. Penggunaan kolom dan balok (entablature) sebagai elemen utama. Ukiran tangan para pengukir dengan dekorasi hasil cetakan semen menambah kecantikan masjid ini. Sebuah tim besar para maestro pengukir dipekerjakan khusus menangani proyek pembangunan masjid ini. Dengan bahan-bahan terpilih berupa kayu-kayu cedar dari kawasan Atlas, batu pualam dari pegunungan Agadir dan batuan granit dari Tafroute. Sedangkan bahan-bahan pilar granit putih dan kandil-kandil kaca didatangkan dari Murano, Venezia, Italia.

Penggunaan kolom dan balok sebagai elemen utamad dengan bentuk lengkung

Detail ukiran dekorasi hasil cetakan semen pada kolom dan balok


Kesan klasik terasa pada interior masjid ini. Hal ini terlihat pada pilar-pilar, ornamen, dan profil-profil yang ada

Tiang berbentuk bulat dan hiasan ukiran di bagian atasnya

Detail ukiran pada bagian atas tiang

Detail Ornamen pada langit-langit masjid

Detail Ornamen pada langit-langit masjid dalam bentuk lain

Detail Ornamen pada langit-langit masjid dalam bentuk lain

Bagian atap yang bisa dibuka untuk sirkulasi udara dan cahaya

Sementara itu, terdapat balkon khusus wanita dan anak-anak diletakkan di sebelah kanan pintu masuk dan dibuat dari kayu yang diukir dengan indah. Balkon ini dibatasi oleh pagar dengan bahan dari kayu. Untuk langit-langit dihiasi dengan ukiran dan lampu hias.

Balkon itu khusus wanita dan anak-anak

Detail Ornamen pada langit-langit masjid Di bawah balkon khusus wanita dan anak-anak


TEMPAT WUDHU

Tempat wudhu tersedian di bagian bawah lantai masjid. Untuk mencapai tempat wudhu harus melalui anak tangga dibagian luar masjid. Terdapat juga bangku-bangku tempat wudhu. Disamping itu terdapat juga beberapa ruangan yang dalam kondisi terkunci. Di lokasi tempat wudhu ini juga dihiasi oleh ornamen lengkung dan ukiran serta lampu-lampu hias yang sangat menarik.

Di bawah lantai, terdapat tempat permandian umum gaya Turki dan juga air mancur yang dapat digunakan sebagai air wudlu. Untuk mencapai tempat mandi para pengunjung harus membayar tiket masuk.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa masjid ini berukuran sangat besar dengan dekorasi interior ruang sholat yang mengagumkan dengan banyak sekali ornamen atau hiasan hampir di setiap sudut bangunan.

Masjid Hassan II merupakan salah satu masjid modern yang berfungsi sebagai pusat kegiatan umat Islam, tak hanya tempat ibadah. Masjid ini juga dilengkapi dengan madrasah, hammams (tempat mandi tradisional Maroko), museum sejarah Maroko, ruang pertemuan, dan perpustakaan budaya Islam dengan koleksi digadang-gadang terlengkap di dunia. Semua fasilitas itu dibangun di lantai bawah tanah, sementara ruang ibadah di lantai atas, setinggi dua lantai.

Tempat wudhu pria

Langit-langit di tempat wudhu, dengan ukiran dan dasar putih dan lampu hias gantung

Ukiran pada dinding tempat wudhu

Tempat duduk-duduk di ruangan wudhu dengan ukiran di belakangnya

Tempat permandian umum gaya Turki berada di bawah masjid
para pengunjung harus membayar tiket masuk

Photo bersama dengan pengurus masjid Hasan II

Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar
astaghfirullah hal adzim 

Maha suci bagi Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada satu Tuhan pun yang disembah kecuali Allah, dan Allah maha besar. Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung


Bandung, 29 November 2019

Lihat tulisan sebelumnya:

Komentar