MASJID SANG CIPTA RASA CIREBON

Letak

Alhamdulillah… pada tanggal 27 Oktober 2016 saya berkesempatan berkunjung ke Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon. Letak masjid ini di depan komplek Keraton Kasepuhan Cirebon, bersebelahan dengan Alun Alun Keraton Kasepuhan.

Mulai dari pintu gerbang sampai memasuki masjid sudah terasa suasana yang sangat sakral. Setelah melaksanakan sholat magrib saya memperatikan masjid tersebut. Saya bertemu dengan Pak Budi yang sangat mengetahui sejarah masjid tersebut. Dari beliaulah kami banyak tentang masjid ini.

Pagar dan pintu gerbang berupa gapura yang sangat unik dan menjadi ikon masjid ini.

Dengan Pak Budi seorang pengusaha Corebon yang sangat mengetahui sejarah masjid ini.
Dari beliaulah kami banyak tentang masjid ini

Sejarah

Konon, masjid ini adalah masjid tertua di Cirebon, yaitu dibangun sekitar tahun 1480 M atau semasa dengan Wali Songo menyebarkan Agama Islam di Pulau Jawa. Nama masjid ini diambil dari kata "sang" yang bermakna keagungan, "cipta" yang berarti dibangun, dan "rasa" yang berarti digunakan.

Dahulunya masjid Sang Cipta Rasa Cirebon bernama Masjid Pakungwati. Pakungwati diambil dari nama Nyi Mas Pakungwati puteri tunggal Pangeran Cakrabuana (Raden Walang Sungsang) bin Raden Pamanah Rasa (Prabu Siliwangi / Sri Baduga Maharaja / Jaya Dewata). Nyi Mas Pakungwati adalah pewaris tunggal tahta Keraton Caruban Larang, oleh ayahandanya dinikahkan dengan sepupunya sendiri yang tak lain adalah Sunan Gunung Jati yang kemudian naik tahta sebagai Sultan Pertama Kesultanan Cirebon. Beberapa Sumber sejarah juga menyebut Nyi Mas Pakungwati sebagai penggagas pembangunan masjid ini yang kemudian diwujudkan oleh suaminya

Pembangunan masjid ini melibatkan sekitar lima ratus orang dari masyarakat Cirebon dan orang-orang yang didatangkan dari Majapahi Demak. Sunan Gunung Jati menunjuk Sunan Kalijaga sebagai arsitek dan dibantu oleh Raden Sepat yang merupakan, arsitek Majapahit yang saat itu menjadi tawanan perang Demak-Majapahit, Pada akhirnya Raden Sepat memeluk Agama Islam.

Arsitektur

Dari luar kita sudah merasakan keunikan masjid ini dengan pagarnya dari bata merah. Untuk memasuki masjid kita harus melewati gerbang berupa gapura yang sangat unik dan menjadi ikon masjid ini. Bentuk paga dan gapuran pintu gerbang ini merupakan warisan budaya sebelum Islam. Terdapat tiga pintu gerbang yaitu pintu utara, pintu utama dan pintu selatan, namum yang digunakan hanya satu pintu gerbang selatan.


Bentuk pagar dan gapura yang berwarna merah bata ini merupakan warisan budaya sebelum Islam


Bangunan utama masjid Agung Sang Cipta Rasa berdenah persegi panjang seluas sekitar 400 meter persegi. Beberapa bangunan tambahan kini mengitari bangunan utama. Ada dua pendopo besar persegi panjang yang dibangun dan ditambahkan disisi timur (depan), dua pendopo panjang di sisi utara (kanan) dan satu pendopo dengan ukuran yang serupa juga dibangun disisi selatan (kiri).

Bentuk Bangunan Dari Luar

Tembok bangunan utama Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dibangun dari susunan bata merah yang sama sekali tidak diplester, namun memiliki ketebalan hampir 70 cm. tembok yang sangat tebal layaknya tembok sebuah benteng. Tembok ini hanya dibangun setengah saja tidak sampai ke atap, bagian atasnya dibiarkan terbuka sebagai ventilasi udara dan cahaya. Saat ini ventilasi itu ditutup dengan kaca. 

Bangunan utama masjid Agung Sang Ciptarasa Cirebon dibangun dalam bentuk atap bersusun tiga yang dimaknai sebagai tiga tahapan kehidupan manusia mulai dari kehidupan di dalam Kandungan, di alam dunia dan di alam setelah kematian. Sedangkan dalam makna Islami diterjemahkan sebagai Iman, Islam dan Ikhsan.

Untuk menumpang atap tersebut terdapat empat belas tiang dari kayu jati dengan diameter kira-kira 60 cm dengan tinggi kira-kira 15 meter sampai puncak. Mengingat usia bangunan, saat ini tiang-tiang tersebut dibantu dengan besi baja yang dicat senada dengan tiang jati yang ada. Walau sedikit mengurangi estetika namum tetap memperlihatkan keunikan masjid ini.


Bangunan utama dengan empat belas tiang dari kayu jati


Karena faktor usia, saat ini tiang-tiang kayu tersebut dibantu
dengan besi baja yang dicat senada dengan tiang jati yang ada

Pada bangunan utama memiliki sembilan pintu. Sembilan pintu ini menyimbulkan wali songo (Sembilan wali) yang turut dalam pembangunan masjid ini. Pintu utama berada di depan bangunan sejajar dengan mihrab. Pintu utama ini tidak pernah dibuka kecuali pada hari-hari tertentu saja. Sedangkan pintu lainnya yaitu empat pintu berada di sisi kiti dan empat pintu lagi di sisi sebelah kanan. Pintu-pintu itu berukuran kecil yaitu kira-kira lebar 60 cm kali 60 cm. Untuk masuk ke dalam harus dengan menunduk. Hal ini menyimbulkan merendahkan diri dan hati ketika memasuki masjid. Pintu yang saat ini dibuka hanya satu yaitu di samping sebelah kanan.


Pintu-pintu itu berukuran kecil tempat masuk bangunan utama
Menyimbulkan merendahkan diri dan hati ketika memasuki masjid

Bagian dalam masjid terdapat mihrab dengan hiasan ukiran bunga yang dibuat oleh Sunan Kalijaga yang bisa dikatakan adanya sentuhan arstektur gaya Majapahit. Disamping itu terdapat juga tempat sholat khusus khusus bagi keluarga kerajaan yang dinamakan maksurah. Maksurah berupa suatu area yang dipagar dengan kayu berukir. Ada dua Maksurah di dalam masjid ini. satu maksurah di shaf paling depan sebelah kanan mihrab dan mimbar diperuntukkan bagi Sultan dan Keluarga keraton Kasepuhan. Serta satu Maksurah di shaf paling belakang di samping kiri pintu utama diperuntukkan bagi Sultan dan keluarga keraton Kanoman.

Mihrab dengan hiasan ukiran bunga  yang dibuat oleh Sunan Kalijaga

Makrusah yaitu tempatsholat khusus khusus bagi keluarga kerajaan yang


Bangunan Tambahan dengan bentuk yang menyesuaikan
dengan bangunan utama


Di samping luar kanan bangunan utama terdapat sebuah sumur yang masyarakat biasa menyebutnya dengan sumur zam-zam dan ada juga yang menyebut Banyu Cis Sang Cipta Rasa. Air ini diyakini berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Banyak masyarakat membawa air ini pulang dengan memasukkannya ke botol.

Sumur zam-zam atau Banyu Cis Sang Cipta Rasa
Air ini diyakini berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit





Komentar

  1. assalamualikum.. saya ingin bertanya kpda anda, sipa ka pemilik mesjid agung sang cipta rasa?

    BalasHapus

Posting Komentar