Letak
Masjid agung Garut terletak di Jalan Ahmad Yani Garut sebelah utara alun-alun. Menempati lahan yang luasnya 4.480 m2. Mesjid ini menjadi mesjid utama di kabupaten Garut serta menjadi pusat semua kegiatan keagamaan (Islam) di kota Garut. Dahulunya antara mesjid dan alun-alun dipisahkan oleh jalan Alun-alun Barat. Saat ini jalannya dihilangkan sehingga mesjid menjadi satu dengan alun-alun.
Sejarah
Masjid agung Garut terletak di Jalan Ahmad Yani Garut sebelah utara alun-alun. Menempati lahan yang luasnya 4.480 m2. Mesjid ini menjadi mesjid utama di kabupaten Garut serta menjadi pusat semua kegiatan keagamaan (Islam) di kota Garut. Dahulunya antara mesjid dan alun-alun dipisahkan oleh jalan Alun-alun Barat. Saat ini jalannya dihilangkan sehingga mesjid menjadi satu dengan alun-alun.
Sejarah
Pembangunan mesjid agung Garut tidak bisa dipisahkan dengan pembangunan kabupaten Garut. Berdasarkan catatan sejarah, pada tanggal 15 September 1813 pertama kali dibangun sarana dan prasarana ibukota yaitu pendopo, kantor asisten residen, masjid, penjara, dan alun-alun. Tetapi jika melihat nisan kuburan yang terletak di samping mesjid agung, mesjid ini kiranya dibangun pada tahun 1809 atau bahkan sebelumnya. Ada sebuah tradisi pada masa itu bahwa yang disebut kuburan pasti dibuat di dekat mesjid layaknya mesjid-mesjid di Jawa seperti mesjid agung di Demak dan Banten.
Seperti umumnya masjid di Priangan termasuk Masjid Agung Bandung, Masjid Agung Garut pada masa itu pun menganut konsep tajuk tumpang tiga atau lebih dikenal dengan atap “nyungcung.” Itulah mengapa di tanah sunda jaman dulu sering kita dengar istilah “ka bale nyungcung” untuk menggambarkan pasangan yang akan melakukan akad nikah di masjid agung.
Berdasarkan catatan di sekretariat DKM Mesjid Agung, perubahan signifikan atas mesjid ini terjadi pada tahun 1979 yang mengubah bentuk atap, dari berbentuk lancip diganti memakai kubah dan plat beton. Bentuk kubah ini diubah kembali secara menyeluruh pada tanggal 10 November 1994 dan diselesakan pada tanggal 25 Agustus 1998. Renovasi terakhir inilah yang mengubah pula arah kiblat dengan bantuan ahli geodesi dari ITB menggunakan GPS (Global Positioning System).
Arsitektur
Hanya perbedaannya terletak pada proporsi atap yang terlihat lebih besar dan tinggi. Persamaannya dapat dilihat dari tiang-tiang yang ada di hadapan mesjid serta di sebelah kiri dan kanan masjid.
Komentar
Posting Komentar