MASJID ISLAH DI DESA TERINDAH DI DUNIA

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah…. Lebaran tahun 2017 kami sekeluarga pulang kampung. Sebagaimana biasa kami tidak lupa mengunjungi masjid-masjid bersejarah dan menarik. Salah satu masjid yang kami kunjungi yaitu Masjid Islah ini terletak di Desa Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Letaknya cukup strategis, kira-kira 50 meter dari jalan utama Padang Panjang - Batusangkar.

Masjid Islah terletak di salah satu Desa Terindah di Dunia


Desa Pariangan telah dinobatkan menjadi salah satu dari 5 Desa terindah di dunia. Menurut salah satu media pariwisata berpengaruh di dunia, Travel Budget, di New York, Amerika Serikat menjadikan Nagari Pariangan, Sumatera Barat sebagai Desa terindah di dunia sejak Mei 2012. Nagari Pariangan mampu bersaing dengan keindahan Desa Eze dari Prancis, Niagara on The Lake di Kanada, Desa Wengen di Swiss, dan Desa Cesky Krumlov dari Republik Ceko.

Desa Terindah dengan Masjid sebagai Landmark-nya 

Letak masjid berada dipinggir Gunung Merapi di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Desa ini mempunyai kontur yang bergelombang sehingga antara rumah dengan rumah terhubung dengan anak-anak tangga. Semua rumah menggunakan arsitektur khas minang yaitu bergonjong dan terbuat dari kayu atau bambu. Tanahnya sumbur sehingga banyak pohon-pohon yang rindang menambah sejuk suasan.

Sejarah Masjid

Berdasarkan pembicaraan dengan penduduk setempat saat kunjungan, tidak ada penjelasan yang didapat kapan masjid ini dibangun. Masjid ini dipercaya merupakan warisan leluhur yang diduga sudah berumur ratusan tahun, bahkan ribuan tahun masih terjaga dengan baik. Namun demikian masjid ini sudah mengalami perbaikan pertama kali sekitar tahun 1920 dan terakhir tahun 1994. Perbaikan masjid ini dilaksanakan atas biaya yang dikumpulkan dari masyarakat serta dikerjakan secara gotong royong.

Masjid Islah pertama kali dibangun oleh Syekh Burhanuddin yang merupakan salah satu ulama yang mengembangkan Agama Islam di Minangkabau. Untuk membangun masjid ini beliau meminta persetujuan dari pemuka adat setempat yaitu Tuangku Labai, Tuangku Katik Basa, Tuangku Aji Manan, dan Tuangku Kali Bandar. Sedangkan pengerjaannya sendiri dilaksanakan oleh tukang yang dipimpin Datuk Garang.

Prasasti Pariangan 

Arsitektur


Bangunan Masjid Islah sangat menyatu dengan lingkungan alam yang asri serta bangunan-bangunan sekitarnya yang bercorak khas Minang Kabau. Sehingga kalau dilihat secara keseluruhan maka terlihat tata letak bangunan yang teratur antara satu bangunan dengan bangunan yang lainnya serta keteraturan dengan alam. Bangunan rumah gadang lengkap dengan dinding yang terbentuk dari anyaman rotan, serta berhiaskan ukiran kayu menjadi ciri khas kampung ini. 

Masjid Islah

Bangunan masjid ditopang oleh delapan tiang yang dahulunya terbuat dari kayu yang terkenal bagus yaitu kayu Andaleh. Saat ini tiang-tiang tersebut sudah diganti dengan beton dengan dilapisi oleh kayu. Atapnya berupa seng dengan bentuk atap bertingkat khas atau berbentuk tumpeng yaitu atap bersusun empat dengan bentuk semakin ke atas semakin kecil. Bentuk atap ini menyerupai masjid-mesjid tua di Pulau Jawa yang terpengaruh dengan bentuk bangunan budha atau hindu yang lebih dahulu masuk ke Indonesia. Pada bagian mihrab atapnya bersusun dua dan bangunan tambahan di belakang masjid bersusun tiga. Dahulunya atapnya terbuat dari ijuk.

Delapan Tiang Penopang Masjid

Bentuk jendela yang besar dari kayu dan bagian dalam dari kaca

Koridor menuju ke dalam masjid

Podium dari kayu yang diukir

Dinding masjid dahulunya terbuat dari kayu, sekarang sudah diganti dengan pasangan batu batu. Dinding dilengkapi dengan jendela kayu dan jendela kaca dengan rangka terbuat dari kayu. Dengan banyaknya jendela ini menyebabkan sirkulasi udara serta pencahayaan sangat bagus. Pada siang hari tidak perlu lampu. Udara bersih dapat dengan leluasa masuk sehingga berada di dalam masjid terasa sejuk.

Bagian belakang terdapat Menara masjid yang cukup tinggi. Menara ini merupakan bangunan tambahan yang dibangun belakangan.

Manara yang dibangun belakangan yang dibawahnya
tempat belajar

Beduk di bagian luar masjid

Di belakang dan bawah masjid terdapat sumber air panas. Kemungkinan air panas ini berasal dari Gunung Merapi. Air panas ini dimanfaatkan untuk tempat berwudhu. Terdapat juga bangunan tempat mandi air panas yang terpisah untuk mandi laki dan perempuan. Masyarakat sekitar air panas tersebut dapat mengobati berbagai penyakit diantaranya adalah gatal-gatal, kudis, panu, dan sakit lumpuh.

Air jernih dari mata air pegunungan

Mata air yang mengalir setiap saat

Tempat mandi air panas 

Di samping air panas, terdapat juga air dingin yang berasal dari mata air. Airnya sangat bening dan besar.

Ngobrol dengan tokoh masyarakat setempat

Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar
astaghfirullah hal adzim
Maha suci bagi Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada satu Tuhan pun yang disembah kecuali Allah, dan Allah maha besar.Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung

Bukittinggi, 23 Juni 2017

Lihat tulisan sebelumnya:
1. Masjid Jabal Arafah Batam

Komentar