MASJID RAYA BAYUR MANINJAU

Letak 

Alhamdulillah… acara pulang kampung tahun 2017, disela-sela menikmati tempat wisata yang indah yaitu Danau Maninjau disempatkan mengunjungi sebuah masjid yang juga indah yaitu Masjid Raya Bayur. Masjid ini sangat menarik berada di samping jalan raya yang menghubungkan Lubuk Basung (Ibu kota kabupaten Agam) dengan kota Bukittinggi. Lokasinya berada di Nagari Bayur Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam. Masjid ini menghadap ke Danau Maninjau dan membelakangi perbukitan. 

Di depan Raya Bayur Maninjau

Sejarah 

Masjid Raya Bayur merupakan salah satu masjid tua di Maninjau. Pada tahun 2000 dilakukan renovasi secara besar-besaran oleh masyarakat setempat dengan dukungan penuh dari para perantau diantaranya yaitu Datuak Hakim Tantawi Pengusaha di Jakarta dan Bachtiar Chamsyah yang saat itu merupakan Menteri Sosial Republik Indonesia. 

Renovasi yang dilakukan meliputi perbaikan bangunan masjid dan penataan lingkungan masjid, seperti penataan ruang terbuka, area parkir, dan taman masjid. Untuk menyukseskan renovasi tersebut, masyarakat terpaksa membongkar dua buah banguan permanen, yaitu gedung balerong (kantor pemerintahan Nagari Bayur) dan gedung sekolah dasar, yang kemudian dipindahkan ke tempat lain. 

Arsitektur 

Sacara umum Arsitektur masjid Raya Bayur merupakan percampuran masjid kuno yang ada di nusantara, arsitektur khas minang kabau, ciri khas timur tengah dan sentuhan bentuk pagoda. Kombinasi bentuk arsitektur itu dapat dilihat dari struktur atap dirancang mengikuti pola bangunan rumah panggung dengan atap bersusun empat. Terdapat menara yang terletak pada empat sudut. Di samping itu terdapat juga kubah kecil persegi empat juga dibuat diatas atap mihrab. Ciri khas Timur Tengah terlihat dari bentuk-bentuk lengkung pada dinding-dinding. 

Arsitektur masjid campuran ciri khas masjid kuno nusantara, minangkabau, timur tengah dan pagoda

Ketika memasuki ruang dalam masjid langsung dirasakan kesan kidmat dan agung. Memadang ke arah depan terdapat mihrab yang dilengkapi mimbar tempat membaca kutbah jumat yang berada di tengah-tengahnya dan sebuah jam besar antik. Mihrab ini berbentuk lengkung setengah lingkaran dengan dilapisi oleh kayu dan hiasan profil dengan warna natural. Bentuk lengkung ini bersusun tiga yang makin ke dalam makin kecil. Pada bagian dalamnya juga terdapat ruangan lainnya. Pada bagian depan lengkung ini dilapisi oleh keramik yang berbetuk kotal segi empat dengan warna gelab yang senada dengan warna mihrab yang natural. Keramik dibatasi menyerupai pigura dengan bahan ukiran kayu. 

Interior Masjid

Mihrab masjid berbentuk lengkung setengah lingkaran

Senada dengan bentuk mihrab, pada sekeliling dinding masjid dibuat bukaan jendela kaca besar berbentuk lengkung. Bagian atas jendela ini juga terdapat kisi-kisi dari kayu yang berbetuk khas Islam. Pada bagian atasya terdapat ventilasi yang berbentuk kotak-kotak dari kayu. 

Dengan bentuk dinding demikian, menyebabkan sirkulasi udara sangat baik. Walaupun tidak menggunakan pendingin udara, berada di dalam masjid terasa sangat sejuk. Begitu juga dengan pencahayaan, dengan bentuk bangunan yang tinggi serta dengan banyaknya bukaan serta cat yang terang dan bersih tidak dibutuhkan lampu penerangan kalau siang hari. 

Bukaan jendela kaca besar berbentuk lengkung

Pada bagian belakang bangunan utama terdapat lantai dua. Lantai dua ini dibatasi dengan pagar yang bentuknya senada dengan kisi-kisi di sekeliling masjid. Di samping itu terdapat juga selasar yang mengelilingi masjid. 


Lantai dua di bagian belakang

Selasar masjid dari luar


Di selasar Masjid


Untuk tiang-tiang penyangga terdapat pada dinding masjid. Tiang penyangga ini berada diantara jendela-jendala lengkung. Dengan penempatan tiang-tiang di pinggir dan menyatu dengan dinding, memberikan kesan lapang dan pandangan tidak terhalang ke arah mihrab. Tiang-tiang ini dilapisi oleh kayu. 

Bentuk plafon (langit-langit) mengikuti bentuk kubah di atasnya. Terlihat rangka kayu yang disusun sedemikian rupa dengan bentuk yang indah dan rapi. Pada puncak plafon bagian tengah terdapat ukiran kayu berbentuk bintang delapan yang juga berfungsi sebagai tempat digantungnya lampu hias. Rangka kayu berwarna natural sedangkan plafon dari kayu dengan warna hijau. Pada pelafon terdapat beberapa lampu hias serta lampu kecil lainnya. Penataan pencahayaan lampu ini cukup baik sehingga pada malam hari kelihatan bagus. 

Plafon dengan rangka kayu dengan lampu hias 

Secara keseluruhan bagian interior masjid ini terlihat semua dibuat sangat detail dan rapi, dan pastinya membutuhkan keahlian yang sangat tinggi, waktu yang panjang dan biaya yang sangat besar. 

Tempat wudhu

Kolam ikan di samping tempat wudhu


Untuk tempat wudhu terpisah antara laki-laki dan perempuan yang lokasinya berada dibagian belakang masjid. Di samping tempat wudhu terdapat kolam ikan yang memisahkan tempat wudhu pria dan wanita. Dan kolam ikan ini bisa menjadi pemandangan tersendiri untuk para pengunjung.

Memperhatikan luar masjid, di bagian depan, terdapat ruang terbuka yang dilengkapi dengan kolam-kolam yang dibuat bertingkat-tingkat yang juga terdapat air mancur. Kolam-kolam ini dibuat bertingkat untuk mengikuti kontur tanah yang meninggi ke arah ruang utama masjid. Untuk menuju ruang utama tersebut terdapat anak-anak tangga. Melalui anak tangga ini sudah langsung diarahkan untuk wanita ataupun perempuan. Terdapat taman-taman dengan tumbuhan yang hijau dan rindang yang juga terpelihara dengan baik membawa suasana yang nyaman dan sejuk. Dengan penataan lansekap yang sangat bagus dan tidak asal-asalan tersebut menyebabkan lokasi ini menjadi tempat yang menarik untuk bersantai atau duduk di sekitar halaman masjid. 


Tangga menuju pintu gerbang

Kolam-kolam dibuat mengikuti kontur tanah

Bentuk kolam mendukung bentuk bangunan di belakangnya

Terakhir marilah kita berdoa, agar masyarakat yang telah ikut serta dalam pembangunan dan renovasi masjid ini dibangunkan bangunan serupa di Surga sebagaimana hadis nabi berikut: 
Barangsiapa yang membangun masjid, maka Allah akan bangunkan baginya semisalnya di surga.” (HR. Bukhari, 450 dan Muslim, 533 dari Hadits Utsman radhiallahu’anhu) 

Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar 
astaghfirullah hal adzim 

Maha suci bagi Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada satu Tuhan pun yang disembah kecuali Allah, dan Allah maha besar. Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung 


Bandung, 8 Agustus 2018 

Lihat tulisan sebelumnya:

Komentar

  1. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. apakah boleh saya mengutip beberapa tulisan bapak ini sebagai tugas saya?

    BalasHapus

Posting Komentar