MASJID ISTIQLAL

Letak 

Alhamdulillah… disela-sela tugas ke Jakarta disempatkan sholat di Masjid Istiglal. Sangat mudah untuk menemukan lokasi Masjid Istiglal, yaitu terletak di tepi di Timur Laut Lapangan Medan Merdeka yang di tengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di seberang Timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta. 

Karena letak Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang berdampingan, maka kedekatan ini menjadi simbol keharmonisan antarumat beragama di Indonesia. Kendaraan umat Katolik yang merayakan misa hari besar keagamaan Katolik diperkenankan menggunakan lahan parkir Masjid Istiqlal.

Depan Masjid Istiqlal


Sejarah

Presiden Soekarno sejak tahun 1954 oleh panitia diangkat menjadi kepala bagian teknik pembangunan Masdjid istiqlal. 

Untuk desain dilakukan dengan cara sayembara yang diikuti oleh 30 Orang peserta. Berdasarkan hasil penilaian dewan juri yang diketuai oleh Presiden Sukarno, Dewan Juri sayembara rancang bangun Masjid Istiqlal, terdiri dari para Arsitek dan Ulama terkenal. Susunan Dewan Juri adalah Presiden Soekarno sebagai ketua, dengan anggotanya Ir.  Roosseno Soerjohadikoesoemo, Ir. Djoeanda Kartawidjaja, Ir. Suwardi, Ir. R. Ukar Bratakusumah, Rd. Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), H. Aboebakar Atjeh, dan Oemar Husein Amin, didapat 5 orang pemenang yaitu: 
1. Pemenang Pertama: Fredrerich Silaban dengan judul disain Ketuhanan 2. Pemenang Kedua: R. Utoyo dengan judul disain Istighfar 3. Pemenang Ketiga: Hans Gronewegen dengan judul disain Salam 4. Pemenang Keempat: 5 orang mahasiswa ITB dengan judul disain Ilham 5. Pemenang Kelima: adalah 3 orang mahasiswa ITB dengan judul disain Khatulistiwa dan NV. Associatie dengan sandi Lima Arab 
Dari 5 pemenang tersebut terpilih Arsitek F Silaban dengan Sandi ketuhanan. 

Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. 

Setelah melalui pasang surut dalam pembangunan, tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. 

Pembangunan Masjid Istiqlal

Pemotongan Pita Peresmian Masjid

Penandatanganan Prasasti


Di depan prasasti peresmian masjid 


Arsitektur 

Secara umum Masjid Istiglal menerapkan bentuk-bentuk geometri sederhana seperti kubus, persegi, dan kubah bola, dalam ukuran raksasa untuk menimbulkan kesan agung dan monumental. Arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Indonesia, Timur Tengah, dan Eropa. Arsitektur Indonesia tampak pada bangunan yang bersifat terbuka dengan memungkinkan sirkulasi udara alami sesuai dengan iklim tropis serta letak masjid yang berdekatan dengan bangunan pusat pemerintahan. Kemudian pada bagian dalam kubah masjid yang berhiaskan kaligrafi merupakan hasil adopsi arsitektur Timur Tengah. Masjid ini juga dipengaruhi gaya arsitektur Barat, sebagaimana terlihat dari bentuk tiang dan dinding yang kokoh. 

Arsitektur berbentuk geometri sederhana yang menimbulkan kesan agung dan monumental

Tiang ekspos yang dilapisi mar mar memberi kesan anggun

Bangunan semi terbuka yang memungkinkan sirkulasi udara alami sesuai dengan iklim tropis

Bangunan semi terbuka yang memungkinkan sirkulasi udara alami sesuai dengan iklim tropis

 Arsitektur Islam modern Timur Tengah masjid Istiqlal berupa kubah besar dan menara terlalu bersifat Arab dan modern, sehingga terlepas dari kaitan harmoni dan warisan tradisi arsitektur Islam Nusantara tradisional Indonesia. Mungkin sebagai jawabannya mantan presiden Suharto melalui Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila menyeponsori pembangunan berbagai masjid beratap limas tingkat tiga bergaya tradisional masjid Jawa.

Di samping kubah utama tadi terdapat juga pendamping, atau Masjid Istiglal mempunyai 2 kubah. Angka 2 ini melambangkan langit dan bumi, kepentingan akhirat dan kepentingan duniawi, bathin dan lahir, serta dua bentuk hubungan penting bagi Muslim yaitu Hablum minallah (hubungan manusia dengan Tuhannya) dan Hablum minannaas (hubungan manusia dengan sesamanya). 


Masjid Istiglal mempunyai 2 kubah

Kubah utama yang berada pada bangunan utama masjid mempunyai bentang diameter sebesar 45 meter, angka "45" melambangkan tahun 1945, tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada puncak kubah terdapat ornamen berbentuk Bulan sabit dan bintang, simbol Islam. 


Kubah utama yang berada pada bangunan utama masjid mempunyai bentang diameter 45 meter

Kubah utama ini ditopang oleh 12 tiang melingkar ditengah-tengah masjid. Angka "12" melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad yaitu tanggal 12 Rabiul Awwal, juga melambangkan 12 bulan dalam penanggalan Islam (juga penanggalan Masehi) dalam satu tahun. 

Kubah utama ini ditopang oleh 12 tiang melingkar

Terdapat tujuh gerbang untuk memasuki ruangan dalam Istiqlal yang masing-masing dinamai berdasarkan Al-Asmaul-Husna, nama-nama Allah yang mulia dan terpuji. Angka tujuh melambangkan tujuh lapis langit dalam kosmologi alam semesta Islam, serta tujuh hari dalam seminggu. 

Pintu gerbang Al Fattah






Bangunan masjid terdiri dari satu lantai utama dengan empat tingkat balkon. Dengan jumlah 5 tersebut melambangkan lima Rukun Islam sekaligus melambangkan Pancasila, falsafah kebangsaan Indonesia. Tangga terletak di keempat sudut ruangan menjangkau semua lantai. Pada bangunan pendamping dimahkotai kubah yang lebih kecil berdiameter 8 meter. 



Terdapat satu manara yang melambangkan Keesaan Allah. Struktur menara berlapis marmer berukuran tinggi 66,66 meter (6.666 cm), melambangkan 6.666 ayat dalam persepsi tradisional dalam Alquran. Ditambah kemuncak yang memahkotai menara terbuat dari kerangka baja setinggi 30 meter melambangkan 30 juz' dalam Al Quran, maka tinggi total menara adalah 96,66 meter.

Manara yang melambangkan Keesaan Allah

Interior masjid mengikuti eksteriornya yaitu berbentuk geometris sederhana dan minimalis. Kesederhanaan ini mengandung makna bahwa dalam kesederhanaan terkandung keindahan. Pada dinding utama yang menghadap kiblat terdapat mihrab dan mimbar di tengahnya. Pada dinding utama terdapat ornamen logam bertuliskan aksara Arab Allah di sebelah kanan dan nama Muhammad di sebelah kiri, di tengahnya terdapat kaligrafi ayat suci. 

Pada dinding utama yang menghadap kiblat terdapat mihrab dan mimbar di tengahnya

Bangunan utama dihubungkan dengan emper dan koridor yang mengelilingi pelataran terbuka yang luas. Teras besar terbuka ini berupa pelataran berlapis tegel keramik berwarna merah bata yang disusun sesuai shaff salat, terletak di sisi dan belakang gedung utama. Teras ini berfungsi menampung jemaah pada saat salat Idul Fitri dan Idul Adha. 


Koridor yang mengelilingi masjid

Pelataran Masjid

Koridor di sekeliling teras pelataran menghubungkan bangunan utama dengan menara masjid.  

Tempat wudhu berada di lantai dasar sebelah utara, timur dan selatan gedung utama. Di setiap lokasi menggunakan kran air terbuat dari bahan stainless steel yang dibentuk per unit, tiap unitnya terdiri atas 6 buah kran. Terdapat juga toilet yang lokasinya terpisah dari tempat wudhu, hal ini dimaksudkan agar tempat yang bersih dan suci tidak berdekatan dengan tempat yang kotor. Di samping itu terdapat juga kamar mandi dan WC. Kebutuhan air bersih bersumber dari PAM.

Toilet

Tempat wudhu per unit terdiri dari 6 kran air

Di masjid ini juga terdapat bedug raksasa yang terbuat dari dari sebatang pohon kayu meranti merah asal pulau Kalimantan yang berusia sekitar 300 tahun.

Bedug dari kayu meranti

Untuk memasuki masjid terdapat lima pintu gerbang. Di antara pintu gerbang ini dihubungkan dengan jembatan yang dibawahnya mengalir sungai Ciliwung. Salah satu pintu tersebut digunakan untuk akses VVIP, yaitu sisi Utara dari arah Pintu Air yang langsung menuju pintu As-Salam. Pintu ini biasanya dibuka untuk acara kenegaraan.


Pintu gerbang dengan jembatan

Taman dengan air mancur

Taman di sekitar Masjid Istiqlal

Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar
astaghfirullah hal adzim
Maha suci bagi Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada satu Tuhan pun yang disembah kecuali Allah, dan Allah maha besar. Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung


Banjarmasin, 8 Agustus 2018
Lihat tulisan sebelumnya:

1. Seribu Masjid Terapung Banjarmasin 



Komentar