Masjid Nuruosmaniye, Istambul


Masjid Nuruosmaniye merupakan salah satu masjid yang bersejarah di Kota Istambul. Masjid ini terletak sebelah Grand Bazaar yang merupakan Kota Istanbul lama. Arsitektur masjid ini perpaduan antara gaya arsitektur Eropa dan Ottoman klasik. Karena itulah bentuk masjid ini beda dengan masjid lainnya di Istambul. 

Alhamdulillah..... dapat mengujungi salah satu masjid bersejarah di Istambul Turki. Terus terang tidak ada rencana untuk mampir di masjid ini. Ketika mengunjungi Grand Bazzar (tempat oleh-oleh.... walaupun ngak beli...), dari jauh sudah terlihat Masjid Nuruosmaniye karena kubah yang besar dan bangunan yang besar. Masjid terletak persis sebelum pintu masuk utama ke Grand Bazzar. 



Di depan masjid


SEJARAH 

Pembangunan masjid ini mulai pada tahun 1748 pada masa kekuasaan Sultan Mamut I, dan baru selesai pada tahun 1755 masa kekuasaan Sultan Usman III. Pemberian nama masjid Nuruosmaniye pada masjid ini merupakan tanda kehormatan kepada Sultan Usman III karena pada masa pemerintahan beliau masjid ini selesai. Nuruosmaniye sendiri berarti "Cahaya Osman". Di samping itu Nuruosmaniye juga dapat diartikan dengan cahaya, karena terdapat 174 jendela yang menjadikan banyak cahaya yang masuk ke masjid 

Pintu gerbang masjid

ARSITEKTUR

Perancang Masjid Nuruosmaniye sampai saat ini masih kontroversi. Sebagian sejarawan menyampaikan bahwa arsiteknya adalah Mustafa Aga dan sebagian menyampaikan bahwa Simeon Kalfa, seorang Yunani non-Muslim arsiteknya. Namun pada alam prasasti yang tertempel di luar masjid arsitektur masjid ini adalah Mustafa Aga. 



Arsitektur masjid ini perpaduan antara gaya arsitektur Eropa dan Ottoman klasik. Karena itulah bentuk masjid ini beda dengan masjid lainnya di Istambul. Gaya ottoman klasik terlihat dari bentuk-bentuk lengkung yang ada pada interior dan eksterior. Sedangkan gaya Eropa terlihat Ati bentuk jendela yang banyak serta bentuk ornamen yang ada pada dinding. Terdapat 174 jendela dengan masing-masing jendela terdapat lobang ventilasi pada bagian atasnya. Jendela sendiri berbentuk segi empat panjang, sedangkan ventilasi bagian atasnya berbentuk lengkung khas Ottoman klasik. Antar jendela terdapat profil dengan ukuran bagian atas dan bawahnya. 

Terdapat 174 jendela dengan masing-masing jendela terdapat lobang ventilasi pada bagian atasnya. Jendela sendiri berbentuk segi empat panjang, sedangkan ventilasi bagian atasnya berbentuk lengkung khas Ottoman klasik. 

Jendela-jendela ini tersusun bertingkat tiga ke atasnya di tambah jendela-jendela lagi yang ada pada kubahnya. Pada susunan dua tingkat jendela mengikuti bentuk dinding masjid. Jendela tingkat ketiga mengikuti lengkung dinding di atasnya. Sedangkan jendela yang ada pada bawah kubah, dibuat memutar berbetuk sabuk mengelilingi bulatnya kubah. Dengan banyaknya jendela ini menyebabkan pencahayaan di dalam masjid menjadi bagus, tidak diperlukan lampu pada siang hari. Di samping itu sirkulasi udara juga menjadi lebih baik. Banyaknya jendela inilah yang membuat masjid ini berbeda dengan masjid-masjid lainnya di Turki. Dan mungkin kerena ini jugalah nama masjid ini Nuruosmaniye yang berarti cahaya.
Jendela-jendela ini tersusun bertingkat tiga ke atasnya dan jendela pada kubahnya

Bentuk jendela mengikuti bentuk dinding

Detail bentuk jendela bagian bawah

Masjid ini mempunyai dua minaret (menara masjid). Setiap minaret terdapat dua balkon. Pada bagian ujungnya berbentuk lancip. Di samping itu terdapat satu kubah yang cukup besar di tengah-tengah masjid. Ukuran kubah berdiameter 25 meter dan tinggi 43,50 meter dari lantai. 

Masjid ini mempunyai dua minaret (menara masjid) dengan satu kubah besar. Setiap minaret terdapat dua balkon. Pada bagian ujungnya berbentuk lancip.

Ukuran kubah berdiameter 25 meter dan tinggi 43,50 meter dari lantai. 

Pada interior terdapat ruang sholat yang besar tanpa ada pilar di tengahnya. Langit-langit tengah masjid ditutup dengan plafon yang mengikuti bentuk kubah di atasnya. Pada bagian kubah kelihatan jendela-jendela kecil yang berputar “mengikat” kubah tersebut. Bagian tengah plafon ini dihiasi dengan ukiran dan tempat menempelnya kawat pengikat lampu hias. Lampu hiasnya sendiri berbentuk dua cincin (ring) yang besar dan kecil. Pada cincin ini digantungkan lampu-lampu penerangan. 


Lampu hiasnya sendiri berbentuk dua cincin (ring) yang besar dan kecil. Pada cincin ini digantungkan lampu-lampu penerangan. 

Langit-langit tengah masjid ditutup dengan plafon yang mengikuti bentuk kubah di atasnya. Pada bagian kubah kelihatan jendela-jendela kecil yang berputar “mengikat” kubah tersebut

Mihrab berbentuk ceruk setengah lingkaran ke arah luar masjid. Terlihat bahwa mihrab ini terdiri dari dua bagian yaitu yang besar dan yang kecil yang khusus hanya untuk imam memimpin sholat berjemaah. Pada dinding bagian bawah terdapat empat jendela yang berbentuk segi empat panjang dan bagian atasnya terdapat lima jendela berbentuk .... pada bagian atasnya. 

Langit-langit mihrab berbentuk setengah lingkaran pada bagian atasnya dengan ukiran khas Turki. Pada langit-langit ini juga dibatasi oleh jendela yang memutar mengikuti lingkarannya. Pada dinding mihrab terdapat kaligrafi Allah dan Nabi Muhammad serta kaligrafi lainnya. 

Mihrab berbentuk ceruk setengah lingkaran. Terlihat bahwa mihrab ini terdiri dari dua bagian yaitu yang besar dan yang kecil yang khusus hanya untuk imam


Langit-langit mihrab berbentuk setengah lingkaran pada bagian atasnya dengan ukiran khas Turki

Di samping mihrab bagian luar terdapat sebuah mimbar digunakan khutbah saat jum’at. Bentuk mimbar pada masjid ini menggunakan anak tangga di depan. Mimbar ini terbuat dari bahan dan warna yang sama dengan dinding. 

Mimbar khutbah menggunakan anak tangga di depan

Fitur arsitektur yang mencolok pada masjid ini yaitu jendela-jendela dengan lengkung tapal kuda. Penggunaan kolom dan balok (entablature) sebagai elemen utama. Ukiran tangan para pengukir dengan dekorasi hasil cetakan semen menambah kecantikan masjid ini. Pada bagian atas sekeliling dinding terdapat kaligrafi dengan tulisan warna emas dan dasar coklat. 


Jendela-jendela yang banyak, bagian bawah berbetuk empat persegi panjang dan jendela bagian atas persegi panjang dengan lengkung tapal kuda di atasnya

Penggunaan kolom dan balok (entablature) sebagai elemen utama


Lantai dua tempat jemaah wanita

Majid Nuruosmaniye dilengkapi dengan Madrasah (sekolah Islam). Sebagaimana masjid-masjid tempo dulu di Turki terdapat juga Imaret atau dapur umum, yang bersebelahan dengan madrasah. Di samping itu, terdapat juga perpustakaan adalah bangunan berlantai satu yang terpisah di dari bangunan masjid. Pada perpustakaan ini buku-buku dan manuskrip bersejarah. Terdapat juga Hünkâr Kasrı yaitu sebuah pondok untuk sultan dan keluarga kerajaan. Di kebun belakang ada Türbe atau makam yang dibangun untuk ibu dari Osman III dan anggota keluarga kerajaan lainnya. 

Madrasah, Imaret atau dapur umum, perpustakaan, dan Hünkâr Kasrı atau pondok untuk keluarga kerajaan 


Masjid ini terbuka untuk umum. Untuk nun muslim bisa masuk dalam batasan tertentu. Untuk wanita yang tidak menutup aurat disediakan jubah kalau mau masuk ke dalam masjid. Pintu masuk orang yang mau sholat dan turis dibedakan.

Tempat wudhu untuk laki terdapat di samping sebelah kanan menyatu dengan dinding masjid. Sedangkan untuk wanita terpisah

Setelah mengunjungi masjid dan belanja (gantungan kunci dan tempelan kulkas ..... untuk oleh-oleh murah meriah) tidak afdol kalau tidak merasakan makanan steak kas Turki yang terkenal yaitu Nusr-et. Restoran ini bukan hanya terkenal karena sajian Ottoman Steak miliknya yang sangat lezat, namun juga sensasi bermasak yang viral di internet.
Gaya memotong daging yang lebay, kemudian menaburi garam dengan pongah tapi lucu. Itulah ciri khas Chef Nusret.

Grand Bazzar, pusat bisnis dan tempat oleh-oleh

Merasakan makanan Ottoman Steak Nusr-et, di samping lezat, disuguhkan dengan memotong daging yang lebay, kemudian menaburi garam dengan pongah tapi lucu


Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar
astaghfirullah hal adzim
Maha suci bagi Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada satu Tuhan pun yang disembah kecuali Allah, dan Allah maha besar. Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung

Bandung, 9 Desember 2019

Lihat tulisan sebelumnya:



Komentar